BAB
IV
PERCOBAAN
4
RANGKAIAN
ASTABIL MULTIVIBRATOR
(ALAT
PEMBANGKIT PULSE GENERATOR)
1.
Tujuan :
Agar bintara mahasiswa mampu mempraktekkan rangkaian astabil multivibrator.
2.
Alat dan Bahan :
a.
IC timer ne555;
b.
VR 100 Ω;
c.
Capasitor 100 µF;
d.
PCB;
e.
LED;
f.
Toolkit; dan
g.
Avometer.
3.
Dasar teori :
1)
Astabel Multivibrator.
Multivibrator
adalah suatu rangkaian yang mengeluarkan tegangan bentuk blok ataupulsa.
Sebenarnya multivibrator adalah penguat transistor
dua tingkat yang dihubungkandengan kondensator, dimana output dari tingkat yang terakhir
dihubungkan dengan penguatpertama, sehingga kedua transistor itu akan saling umpan
balik.
Astabil
Multivibrator merupakan salah satu jenis multivibrator yang berguncang
bebas (free running) dan tersulut(triggering).Disebut sebagai astable multivibrator apabila
kedua tingkat tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator
tersebut adalah quasistable.
Disebut
quasistableapabila
rangkaian multivibrator membentuk suatu pulsa tegangan keluaran sebelum terjadi
peralihan tingkat tegangan
keluaran ke tingkat lainnya tanpa satupun pemicu dari luar.Multivibrator astabil yang dibangun menggunakan IC
pembangkit gelombang 555cukup
sederhana karena hanya menambahkan fungsi rangkaian tangki selain IC 555 itusendiri.
IC 555 didesain khusus sebagai untuk keperluan
pembangkit pulsa padamultivibrator dan timer dengan cukup menggunakan resistor dan
kapasitor sebagai dasar rangkaiannya.
2)
Pengertian-pengertian.
a.
IC timer ne555
Mengenal IC 555 (IC Timer) dan Konfigurasi kakinya – IC Timer atau IC Pewaktu adalah jenis IC yang digunakan
untuk berbagai Rangkaian Elektronika yang memerlukan fungsi Pewaktu dan
multivibrator didalamnya. Beberapa rangkaian yang memerlukan IC Timer
diantaranya seperti Waveform Generator, Frequency Meter, Jam Digital, Counter
dan lain sebagainya. IC Timer atau IC Pewaktu yang paling populer saat ini
adalah IC 555 yang dikembangkan oleh Hans R. Camenzind yang bekerja untuk
Signetic Corporation pada tahun 1970-an. Pada dasarnya, IC Timer 555 merupakan
IC Monolitik pewaktu yang menghasilkan Osilasi (Oscilation) dan Waktu Penundaan
(Delay Time) dengan keakuratan dan kestabilan tinggi.
IC Timer 555 yang umum
digunakan adalah IC Timer 555 yang berbentuk DIP (Dual Inline Package) dengan 8
kaki terminalnya. Namun seiring dengan perkembangannya, saat ini kita dapat
menemui beberapa versi IC 555, diantaranya seperti IC 556 yang menggabungkan 2
buah IC 555 dalam satu kemasan (14 kaki), IC 558 yang menggabungkan 4 buah
IC555 dalam satu kemasan (16 kaki) serta IC555 yang mengkonsumsi daya rendah
seperti 7555 dan TLC555. Harga sebuah IC 555 yang berbentuk DIP 8 kaki cukup
murah, yaitu sekitar Rp. 2.000 hingga Rp. 5.000 tergantung merek dan tipenya.
Nama IC 555 diambil dari 3
buah resistor yang terdapat dalam kemasan IC
dengan nilai masing-masingnya 5kΩ.
Berikut ini
adalah susunan dan konfigurasi Kaki IC 555 yang berbentuk DIP 8 kaki.
- Kaki 1 (GND) : Terminal Ground atau Terminal Negatif sumber
tegangan DC.
- Kaki 2 (TRIG) : Terminal Trigger (Pemicu), digunakan untuk
memicu Output menjadi “High”, kondisi High akan terjadi apabila level
tegangan pada kaki Trigger ini berubah dari High menuju ke <1/3Vcc
(Lebih kecil dari 1/3Vcc).
- Kaki 3 (OUT) : Terminal Output (Keluaran) yang memiliki 2 keadaan
yaitu “Tinggi/HIgh” dan “Rendah/Low”.
- Kaki 4 (RESET) : Terminal Reset. Apabila kaki 4 digroundkan, Output
IC akan menjadi rendah dan menyebabkan perangkat ini menjadi OFF. Oleh
karena itu, untuk memastikan IC dalam kondisi ON, Kaki 4 biasanya diberikan
sinyal “High”.
- Kaki 5 (CONT) : Terminal Control Voltage (Pengatur Tegangan),
memberikan akses terhadap pembagi tegangan internal. Secara default,
tegangan yang ditentukan adalah 2/3 Vcc.
- Kaki 6 (THRES) : Terminal Threshold, digunakan untuk membuat Output
menjadi “Low”. Kondisi “Low” pada Output ini akan terjadi apabila Kaki 6
atau Kaki Threshold ini berubah dari Low menuju > 1/3Vcc (lebih besar
dari 1/3Vcc).
- Kaki 7 (DISCH) : Terminal Discharge. Pada saat Output “Low”,
Impedansi kaki 7 adalah “Low”. Sedangkan pada saat Output “High”,
Impedansi kaki 7 adalah “High”.
Kaki Discharge ini biasanya dihubungkan dengan Kapasitor yang berfungsi sebagai penentu interval pewaktuan. Kapasitor akan mengisi dan membuang muatan seiring dengan impedansi pada kaki 7. Waktu pembuangan muatan inilah yang menentukan Interval Pewaktuan dari IC555. - Kaki 8 (Vcc) :
Terminal Positif sumber tegangan DC (sekitar 4,5V atau 16V).
b.
Variabel Resistor.
Resistor variabel atau biasa disebut
resistor tidak tetap merupakan salah satu jenis komponen resistor yang nilai
hambatannya dapat berubah-ubah (variable). Perubahan nilai dari resistor
variabel biasanya dimanfaatkan untuk mengatur sesuatu yang sifatnya tidak tetap
dan bergantung dari kondisi penerapan rangkaian.
Simbol resistor variabel
pada umumnya digambarkan seperti simbol resistor dengan tanda panah ditengahnya
atau tanda yang menyerupai huruf "T" namun agak miring sebagai
simbol trimpot atau preset. Karena kebanyakan resistor variabel berkaki tiga
maka panah yang berada ditengah merupakan kaki ketiga yang berada ditengah
dengan nilai resistansi yang berubah-ubah terhadap kaki pinggir. Perubahan
nilai resistor ini tergantung pada posisi kaki tengah terhadap kaki pinggir.
Kondensator atau
sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang
dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal
dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor",
namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama
disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari
bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk
menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya.
Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia
"condensatore", bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau SpanyolCondensador.
·
Kondensator
diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta
memiliki cairan elektrolitdan biasanya berbentuk tabung.
·
Sedangkan
jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak
mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat
pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing
baju.
Berdasarkan kegunaannya kondensator dibagi dalam:
1.
Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah)
2.
Kondensator
elektrolit (Electrolite
Condenser = Elco)
3.
Kondensator
variabel (nilai
kapasitasnya dapat diubah-ubah)
d.
Printed Circuit Board,
PCB
adalah suatu board yang
mengkoneksikan komponen-komponen elektronik secara konduktif dengan jalur (track), pads, dan via dari
lembaran tembaga yang dilaminasikan pada substrat non konduktif. PCB bisa
berbentuk 1 layer, 2 layer atau banyak layer (multilayer).
PCB sebuah papan yang penuh dengan sirkuit dari logam
yang menghubungkan komponen elektronik yang berbeda jenis
maupun sama satu sama lain tanpa kabel.
Papan sirkuit ini sudah diproduksi secara massal dengan
cara pencetakan untuk keperluan elektronika dan yang ada hubungannya dengan
kelistrikan.
e.
LED
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah
komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika
diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada
jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan
sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai
pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
Cara Kerja LED (Light Emitting Diode)
Seperti
dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari
Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua
kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan
cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke
Katoda.
LED terdiri
dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P
dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses
untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni
sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED
dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda
(K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang
kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material).
Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan
cahaya monokromatik (satu warna).
LED
atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju
ini juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat mengubah Energi
Listrik menjadi Energi Cahaya.
Warna-warna LED (Light Emitting Diode)
Saat ini,
LED telah memiliki beranekaragam warna, diantaranya seperti warna merah,
kuning, biru, putih, hijau, jingga dan infra merah. Keanekaragaman Warna pada
LED tersebut tergantung pada wavelength (panjang gelombang) dan senyawa
semikonduktor yang dipergunakannya. Berikut ini adalah Tabel Senyawa
Semikonduktor yang digunakan untuk menghasilkan variasi warna pada LED :
Bahan Semikonduktor
|
Wavelength
|
Warna
|
Gallium Arsenide (GaAs)
|
850-940nm
|
Infra Merah
|
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP)
|
630-660nm
|
Merah
|
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP)
|
605-620nm
|
Jingga
|
Gallium Arsenide Phosphide Nitride
(GaAsP:N)
|
585-595nm
|
Kuning
|
Aluminium Gallium Phosphide (AlGaP)
|
550-570nm
|
Hijau
|
Silicon Carbide (SiC)
|
430-505nm
|
Biru
|
Gallium Indium Nitride (GaInN)
|
450nm
|
Putih
|
Tegangan Maju (Forward Bias) LED
Masing-masing Warna LED
(Light Emitting Diode) memerlukan tegangan maju (Forward Bias) untuk dapat
menyalakannya. Tegangan Maju untuk LED tersebut tergolong rendah sehingga
memerlukan sebuah Resistor untuk membatasi Arus dan Tegangannya agar tidak merusak
LED yang bersangkutan. Tegangan Maju biasanya dilambangkan dengan tanda VF.
Warna
|
Tegangan Maju @20mA
|
Infra Merah
|
1,2V
|
Merah
|
1,8V
|
Jingga
|
2,0V
|
Kuning
|
2,2V
|
Hijau
|
3,5V
|
Biru
|
3,6V
|
Putih
|
4,0V
|
Kegunaan LED dalam Kehidupan sehari-hari
Teknologi LED memiliki
berbagai kelebihan seperti tidak menimbulkan panas, tahan lama, tidak
mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, dan hemat listrik serta bentuknya
yang kecil ini semakin popular dalam bidang teknologi pencahayaan. Berbagai
produk yang memerlukan cahaya pun mengadopsi teknologi Light Emitting Diode
(LED) ini. Berikut ini beberapa pengaplikasiannya LED dalam kehidupan
sehari-hari.
1.
Lampu Penerangan Rumah
2.
Lampu Penerangan Jalan
3.
Papan Iklan (Advertising)
4.
Backlight LCD (TV, Display Handphone,
Monitor)
5.
Lampu Dekorasi Interior maupun Exterior
6.
Lampu Indikator
7.
Pemancar Infra Merah pada Remote Control (TV,
AC, AV Player)
f.
Toolkit
Tool kit elektronika atau peralatan pendukung dalam praktik elektronika terdiri dari
beberapa macam. Untuk mendukung praktik elektronika di rumah dapat menggunakan
toolkit standart yang dapat dibeli di toko elektronika.
Tool Kit Elektronika
Toolkit elektronika pada
dasarnya dapat dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu :
1.
Tool kit elektronika untuk merakit komponen
elektronika
2.
Tool kit elektrnoika untuk mengukur besaran
elektronika
Tool Kit
Elektronika Untuk Merakit Komponen Elektronika
Toolkit untuk merakit
komponen elektronika terdiri dari beberapa peralatan sebagai berikut :
Solder
Listrik
Solder
merupakan toolkit elektronika yang
pokok dalam merakit komponen elektronika, fungsi solder adalah untuk mencairkan
timah sebagai perekat kaki komponen elektronika pada jalur PCB. Untuk memilih
solder sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan, apabila kita sering merakit
komponen seperti IC komponen kecil yang sensitif terhadap temperature tinggi
sebaiknya memilih solder dengan daya 25 watt – 40 watt dan memilih ujung atau
mata solder dengan ujung yang kecil dan bagus dalam menghantarkan panas
sehingga proses menyolder dapat dilakukan dengan cepat.
Timah
Solder
Timah solder merupakan
bahan perekat kaki komponen dengan jalur PCB. Timah solder yang ada dipasaran
dapat kita temui dengan berbagai macam ukuran diameter dan kualitas. Timah
solder dengan diameter kecil cocok untuk meyolder IC, sedangkan untukukuran
yang lebih besar dapat dipergunakan untukmenyolder kakikomponen yang besar pada
permukaan jalur PCB yang lebar.
Tang
Potong
Tang potong merupakan
toolkit yang berfungsiuntukmemotong sisa kaki komponen yang telah disolder.
Dalam memotong kaki komponen yang telah tersolder perlu diingat untuk tidak
mengungkit kaki komponen tersebut karena bisa mengakibatkan permukaan
jalur PCB terangkat atau retak. Oleh karena itu untuk memilih tang potong
ini perlu dipilih tang dengan ujung yang runcing sehingga dapat masuk ke celah
yang sempit dan tajam sehingga sekali tekan langsung terpotong kaki komponen
tersebut.
Tang
Lancip
Tang lancip berfungsi untuk
melipat atau membengkokan kaki komponen elektronika sebelum di pasang pada
papan PCB. Tang lancip untuk keperluan elektronika ini ada beberapa jenis yang
dapat digunakan. Gambar tersebut merupakan beberap contoh tang lancip yang
dapat dipilih untuk keperluan elektronika.
Atractor /
Penyedot Timah
Atractor atau penyedot
timah merupakan toolkit yang kita butuhkan apabila inginmelepas komponen
elektronika yang telah disolder pada papan PCB. Untuk atractor sebaiknya
pilihlah atractor yang telah dilengkapi dengan ujung silicon sehingga ujung
permukaan atractor tidak rucak apabila terkena panas solder. Apabila kita telah
memiliki atractor dengan ujung plastik biasa maka kita dapat menambahkan ujung
silicon secara manual.
Pinset
Pinset merupakan toolkit
yang berfungsi untuk memegang komponen elektronika yang akan disolder.
Penggunaan pinset ini kita perlukan apabila kita akan menyolder pada daerah
yang sempit dan tidak terjangkau tangan atau terlalu panas apabila yang kita
solder tersebut kita pegang dengan tangan, sebagai contoh penggunaan pinset
dalam praktik elektronika adalah pada saat menyolder kabel pada saklar yang
telah terpasang pada box dan tidak terjangkau tangan ataupun tang lancip.
Tool Kit
Elektrnoika Untuk Mengukur Besaran Blektronika
Toolkit untuk mengukur
besaran listrik untukkeperluan praktik elektronika ada beberapa macam sebagai berikut.
Multimeter
Multimeter atau multi
tester merupakan alat ukur serbaguna dalam praktik elektronika, hal ini karena
multi meter dapat digunakan untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan listrik.
Untuk mengukur arus listrik multi meter memilki pilihan Ampere meter, kemudian
untuk mengukur tegangan listrik multimeter memiliki pilihan Volt meter DC dan
AC, kemudian untuk mengukur resistansiatau hambata multimeter memiliki pilihan
Ohm meter. Bahkan pada multimeter yang baru saat ini dapat digunakan untuk
mengetahui faktor penguatan transsitor (Hfe).
Osciloscope
Osciloscope merupakan
perangkat elektronika yang berfungsi untukmengukur dan mengetahui bentuk
gelombang atau sinyal listrik. Penggunaan osciloscope ini cukup jarang karena
harga dari osciloscope yang mahal. Oleh karena itu tidak semua praktisi
elektronika memiliki osciloscope. Penggunaan osciloscope ini pada umumnya
digunakan dalam penelitian sinyal pada percobaan di lab.
Frekuensi
Meter / Frekuensi Counter
Frekuensi meter atau
frekuensi counter merupakan toolkit elektronik yang berfungsi untuk mengetahui
frekuensi suatu sinyal, Penggunaan frekuensi meter ini pada umumnya digunakan
oleh praktisi elektronika dibidang frekuensi radio.
Bagi
praktisi elektronika pada dasarnya dengan memiliki toolkit standart seperti
pada gambar toolkit elektronik diatas sudah cukup digunakan untuk
melakukankegiatan praktik elektronika. Dan toolkit elektronika standart dapat
kita jumpai di toko elektronika dalam bentuk paket tool kit elektronika dalam
satu kemasan.
g.
Avometer.
1.
Pengertian
AVO Meter
Avometer berasal dari kata ”AVO” dan ”meter”. ‘A’ artinya
ampere, untuk mengukur arus listrik. ‘V’ artinya voltase, untuk mengukur
voltase atau tegangan. ‘O’ artinya ohm, untuk mengukur ohm atau hambatan.
Terakhir, yaitu meter atau satuan dari ukuran. AVO Meter sering disebut dengan
Multimeter atau Multitester. Secara umum, pengertian dari AVO meter adalah
suatu alat untuk mengukur arus, tegangan, baik tegangan bolak-balik (AC) maupun
tegangan searah (DC) dan hambatan listrik.
AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan
elektronika karena dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan
cepat, Tetapi sebelum mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih
dahulu jenis-jenis AVO meter dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi
kesalahan dalam pemakaiannya dan akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.
Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu
AVO meter analog (menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital
(menggunakan display digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan
lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal operasionalnya. Misal sumber
tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan probe / kabel penyidik warna merah
dan hitam.
Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca
langsung berupa angka-angka (digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya
menggunakan pergerakan jarum untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh
hasil
ukur, harus dibaca berdasarkan range atau divisi. AVO meter
analog lebih umum
digunakan karena harganya lebih murah dari pada jenis AVO
meter digital.
1.
AVO
Meter Analog
AVO Meter analog menggunakan jarum sebagai penunjuk skala.
Untuk memperoleh hasil pengukuran, maka harus dibaca berdasarkan range atau
divisi. Keakuratan hasil pengukuran dari AVO Meter analog ini dibatasi oleh
lebar dari skala pointer, getaran dari pointer, keakuratan pencetakan gandar,
kalibrasi nol, jumlah rentang skala. Dalam pengukuran menggunakan AVO Meter
Analog, kesalahan pengukuran dapat terjadi akibat kesalahan dalam pengamatan
(paralax).
Keterangan :
1. Meter
Korektor, berguna untuk menyetel jarum AVO meter ke arah nol,
saat AVO meter
akan dipergunakan dengan cara memutar sekrupnya ke
kanan atau ke
kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
2. Range
Selector Switch adalah saklar yang dapat diputar sesuai dengan
kemampuan batas ukur yang dipergunakan yang berfungsi untuk
memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Saklar putar (range selector
switch) ini merupakan kunci utama bila kita menggunakan AVO meter. AVO meter
biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
– Posisi (Ohm) berarti AVO Meter berfungsi sebagai ohmmeter,
yang terdiri
dari tiga batas ukur : x1; x10; dan K.
– Posisi ACV (Volt AC) berarti AVO Meter berfungsi sebagai
voltmeter AC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
– Posisi DCV (Volt DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai voltmeter DC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
– Posisi DCV (Volt DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai voltmeter DC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
– Posisi DC mA (miliampere DC) berarti AVO meter berfungsi
sebagai miliamperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur, yaitu: 0,25; 25;
dan 500.
Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe
AVO meter yang satu
4.
Langkah-langkah Kerja
cara kerja umum multivibrator
adalah penguat transistor dua tingkat yang dihubungkan dengan kondensator
dimana output dari tingkat yang terakhir dihubungkan dengan penguat pertama,
sehingga kedua transistor itu akan saling umpan balik.
Pulsa
tegangan itu terjadi selama 1 periode yang ditentukan oleh komponen-komponen
penyusun rangkaian multivibrator tersebut. Rangkaian tersebuthanya mengubah
keadaan tingkat tegangan keluarannya diantara 2 keadaan, masing-masing memiliki
periode yang tetap.apabila pin6 dan pin 2 dihubungkan (lihat blok diagram) maka
akan memicu dirinya sendiri dan bergerak bebas sebagai multivibrator ,
rangkaian multivibrator tersebut akan bekerja secara bebas dan tidak lagi
memerlukan pemicu.
5.
Analisa Rangkaian :
Pada
rangkaian tank cirucit
multivibrator astabil dengan IC 555 diperlukan dua resistor, sebuah kapasitor.
Kemudian untuk merangkai tank circuit tersebut resistor RA dihubungkan antara
+VCC dan terminal discharger (pin 7). Resistor RB dihubungkan antara pin 7
dengan terminal treshod (pin 6). Kapasitor dihubungkan antara pin treshold dan
ground. Triger (pin 2) dan input treshold (pin 6) dihubungkan menjadi satu.
Pada
saat sumber tegangan pertama kali diberikan, kapasitor akan terisi melalui RA
dan RB . Ketika tegangan pada pin 6 ada naik di atas dua pertigaVCC, maka
terjadi perubahan kondisi pada komparator 1. Ini akan me-reset flip-flop dan
outputnya akan berubah ke positif. Keluaran (pin 3) berubah low dan basis Q1
mendapat bias maju. Q1 mengosongkan muatan C lewat RB ke ground.
Ketika
tegangan pada kapasitor C turun sampai di bawah sepertigaVCC, ini akan
memberikan energi ke komparator 2. Antara triger (pin 2) dan pin 6 masih
terhubung bersama. Komparator 2 menyebabkan tegangan positif pada input set
dari flip-flop dan memberikan output negatif. Output (pin 3) akan berubah ke harga
+VCC dan terjadi proses pengosongan melalui (pin7). Kemudian C mulai terisi
lagi ke harga VCC melalui RA dan RB. Kapasitor C akan terisi dengan harga
berkisar antara sepertiga dan dua pertiga VCC.
6.
Kesimpulan :
Astable
multivibrator
yang dibangun menggunakan IC pembangkit gelombang 555 cukup sederhana, karena
hanya menambahkan fungsi rangkaian tangki selain IC 555 itu sendiri. IC
pembangkit gelombang 555 merupkan chip yang didesain khusus untuk
keperluan pembangkit pulsa pada multivibrator dan timer. Tank circuit yang
digunakan untuk membuat
multivibrator astabil dengan IC 555 cukup menggunakan reistor
(R) dan kapasitor (C).
Komentar
Posting Komentar